Sabtu, 27 Oktober 2012

Asal Usul Sarkofagus




Suku Nias membawa batu gunung

Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
Sarkofagus merupakan peninggalan sejarah yang memiliki nilai penting dan dapat menceritakan sejarah kehidupan masa lalu. Sumatera Utara tepatnya di Pulau Samosir ternyata banyak memiliki peninggalan sejarah berupa Sarkofagus yang oleh penduduk setempat dinamakan Parholian (tempat tulang belulang) ataupun paromasan (tempat barang berharga), karena menurut masyarakat setempat bahwa yang memiliki kubur batu adalah seorang raja ni huta (pemimpin kampung) dan pembuatan kubur batu ini dibuat jauh sebelum raja meninggal, dengan kata lain sebelum raja meninggal kubur batu tersebut telah tersedia.





Kartupos Sarkofagus di Pangururan




Dalam pengerjaan kubur batu ini, masyarakat bergotong royong untuk membuat kubur batu ini, mulai dari pemilihan batu sampai pembentukan, menurut cerita masyarakat sekitar batu yang digunakan diambil dari gunung dengan jenis batu yang khusus dan waktu pelaksanaannya memakan waktu hingga 5 bulan.
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang pada ujung-ujungnya terdapat tonjolan.Dari hasil pengamatan di lapangan, temuan sarkofagus memiliki berbagai jenis bentuk dan tipe dengan bentuk dan ornamen yang berbeda. ada yang memiliki motif seperti kepala manusia dengan rambut panjang, ada yang berbentuk kepala manusia memiliki sanggul, bentuk wajah menyeramkan, dan semua bentuk tersebut terdapat patung pria di bawah dagunya dan patung wanita di belakangnya. Dari temuan ini dapat disimpulkan bahwa nenek moyang kita terdahulu telah meiliki nilai seni yang tinggi yang dapat menciptakan sesuatu yang memiliki nilai jual tinggi. Ukuran bangunan kubur batu ini juga bervariasi, panjang berkisar antara 148 cm- 307 cm, lebar 60 cm – 125 cm, tinggi 96 cm – 180 cm.

Dengan banyaknya keanekaragaman sarkofagus yang berada di Samosir tentunya sangat memiliki nilai penting untuk mengungkap sejarah dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Untuk mencapai hal tersebut, perlunya usaha yang maksimal dan nyata dalam penanganan dan penanggulangan demi lestarinya peninggalan tersebut mengingat masyarakat setempat juga sudah mulai kurang memperhatikan peninggalan leluhur mereka, dan kalau ini dibiarkan maka perlahan-lahan seluruh peninggalan sejarah yang ada akan hilang dan raib ditelan jaman.
Di Kalimantan, Sarkofagus ditemukan di daerah aliran sungai Long Danum dan Long Kajanan. Di Kalimantan juga ditemukan beberapa peninggalan megalit lainnya berupa dolmen ditemukan di daerah Apo Kayan (Kalimantan Timur), di sebuah pulau di Sungai Kayandan tepi kakan sunga tersebut, di Data Gerayan. Di daerah Sungai Long Pura, ditemukan kubur batu berbentuk bejana persegi yang dipahatkan wajah manusia bermulut lebar dan memakai hiasa-hiasan pada telinga.

Di Sumbawa Barat di temukan empat buah sarkofagus dengan ukiran-ukiran manusia dan binatang. Selain wajah orang, yang menarik adalah pahatan yang berbentuk manusia dan binatang melata dengan gaya kangkang. Pola hiasan banyak memperlihatkan persamaan dengan pola hiasan bangunan megalit di besuki.
Ksadan Fatubesi memiliki tiga buah sarkofagus dan sebuah sumur batu. Sebuah baturan dari tumpukan batu berbentuk bulat setinggi 1,75 m berdiri di samping kubur-kubur tersebut. Pintu masuk terdpat disebelah barat daya timur laut, diapit oleh dua buah menhir.
Menurut kepercayaan masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis atau gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam. Sarkofagus paling banyak ditemukan di daerah Bali. Sarkofagus seperti juga dolmen adalah sebagai peti mayat dari batu. Di dalmnya ditemukan tulang-tulang manusia bersama dengan bekal kuburnya periuk-periuk, beliung persegi, perhiasan dari perunggu dan besi. Di Bali sarkofagus dianggap sebagai benda keramat. Sarkofagus adalah peti mayat dari batu (batu padas) berbentuk seperti lesung yang tertutup.
Sarkofagus di bali pada umunya berukuran kecil (antara 80-140 cm) dan ada pula beberapa yang berukuran besar yaitu lebih dari 2 meter. Sebagai seorang peneliti Soejono berhasil membuat klasifikasi dan tipologi sarkofagus-sarkofagus yang ditemukan di seluruh Bali. Berdasarkan penelitiannya yang dilakukan sejak tahun 1960, dapat dipastikan bahwa sarkofagus di Bali berkembang pada masa manusia sudah mengenal bahan logam, mengingat benda-benda bekal kuburnya yang terdapat di dalamnya kebanyakan dibuat dari perunggu.
Soejono membagi sarkofagus Bali atas tiga tipe, yaitu Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Tipe A berukuran kecil (dengan variasi 80-148 cm) serta bertonjolan di bagian depan dan dibidang bagian belakang wadah dan tutup; tipe B berukuran sedang (dengan variasi antara 150-170 cm), tanpa tonjolan; tipe C berukuran besar (dengan variasi 200-268 cm), bertonjolan di tiap-tiap bidang wadah dan tutup. Sesuai dengan batas-batas daerah perkembangan tiap-tiap tipe, oleh Soejono tipe A disebut tipe Bali, tipe B disebut tipe Cacang, dan tipe C disebut tipe Manuaba. Atas dasar pengamatan bahwa tipe A ditemukan tersebar disebagian besar pulau Bali, tipe B banyak ditemukan di daerah pengunungan Bali Tengah terutama disekitar Cacang, dan tipe C banyak ditemukan di daerah Manuaba.

Tipe A meliputi banyak sekali bentuk sarkofagus yang dapat dikelompokan dalam beberapa subtipe yang keseluruhanya berjumlah 6 buah. Tiap-tiap subtipe memperlihatkan gaya bentuk tertentu. Berikut adalah sub-subtipe tersebut;
  1. Gaya Celuk; berukuran kecil, wadah atau tutup berpenampang lintang trapezium sama kaki dan bertonjolan (antara lain berupa kepala manusia/topeng, polos)
  2. Gaya Bona; berukuran kecil, wadah, atau tutup berpenampang lintang setengah lingkaran atau setengah bulat panjang, bertonjolan sepasan di bidang-bidang depan dan sepasang di bidang-bidang belakang tutup dan wadah.
  3. Gaya Angantika; berukuran kecil, wadah, atau tutup berpenampang lintang setengah lingkaran atau setengah bulat panjang, bertonjolan sepasan di bidang-bidang depan dan sepasa di bidang-bidang belakang tutup dan wadah.
  4. Gaya Bunutin; berukuran kecil, bertonjolan berbentuk kepala di bidang-bidang depan wadah dan tutup. Tonjolan berbentuk ekor terdapat di bidang-bidang belakang tubuh. Lengan serta tungkai dalam sikap kangkang dipahatkan di bidang atas tutup dan dibidang bawah dari wadah.
  5. Gaya Busungbiu; berukuran kecil, berpenampang lintang setengah lingkaran atau setengah bulat panjang; sebuah tonjolan terdapat di bidang depan wadah dan tutup, dan sepasang tonjolan di bidang belakang.
  6. Gaya Ambiarsari; berukuran kecil, atau tutup berpenampang lintang persegi panjang dengan sisi atas berbentuk susunan kurawal, bertonjolan segi empat gepeng dengan sisi atas berbentuk susunan kurawal.
Jumlah sarkofagus tipe B dan C sangat terbatas dan belum dapat di beda-bedakan sub-subtipenya. Tipe C berukuran besar dapat memuat lebih dari satu mayat dalam posisi membujur, sedangkan tipe A dan tipe B yang berukuran kecil dan sedang hanya dapat memuat satu mayat dalam posisi terlipat.
Sarkofagus & Jambangan di Simbolon
Sebagian besar sarkofagus dibuat dari batu padas yang relative lunak. Pola-pola pahat berupa wadah manusia, manusia dalam sikap kangkang dan kemaluan perempuan mungkin merupakan lambing harapan akan kemakmuran, kesuburan, keselamatan dan kelahiran kembali, khususnya untuk para arwah. Tonjolan yang dipahatkan misalnya dalam bentuk kepala manusia yang menjulurkan lidahnya, dianggap memiliki daya pengusir roh jahat yang mungkin mengganggu roh yang telah meninggal disimpan dalam sarkofagus.
Letak sarkofagus selalu mengarah kehadapan sebuh gunung. Terutama di Bali arah gunung atau yang disebut “kaja” merupakan arah yang memberikan berkah dan disanalah dianggap tempat bersemayam nenek moyang dalam kepercayaan Bali asli. Desa-desa yang masih kuat pada kepercayaan Bali aslinya atau sering disebut “Bali Aga” adalah Trunyan, Setulung, Sembiran, dan Tenganan. Di desa-desa Bali Aga tersebut masih banyak ditemukan bangunan-bangunan megalitik seperti menhir, pelinggih batu, batu berundak.

Peninggalan megalitik kini belum begitu banyak diteliti. Para peneliti antropologi budaya pada umumnya masih kurang sekali mengaitkan masalah bangunan megalitik dengan kehidupan masyarakat sederhana meskipun di tempat-tempat tersebut banyak terdapat bangunan-bangunan yang dimaksud.

Punden Berundak



Punden berundak merupakan contoh struktur tertua buatan manusia yang tersisa di Indonesia, beberapa dari struktur tersebut bertanggal lebih dari 2000 tahun yang lalu. Punden berundak bukan merupakan “bangunan” tetapi merupakan pengubahan bentang-lahan atau undak-undakan yang memotong lereng bukit, seperti tangga raksasa. Bahan utamanya tanah, bahan pembantunya batu;menghadap ke anak tangga tegak, lorong melapisi jalan setapak, tangga, dan monolit tegak.
Situs Berundak Pertama dan Kebudayaan Megalitik

Penulis-penulis pertama tentang Indonesia yang sangat dipengaruhi R. von Heine-Geldern, berpendapat setidaknya terdapat dua tahap kebudayaan megalitik di Indonesia yang berkaitan dengan perpindahan penduduk di Asia. Punden berundak dan menhir dipercaya termasuk tahap yang lebih awal dari zaman Neolitikum. Pendekatan ini sesuai dengan kelompok difusionis (ajaran penyebaran) yang berpikir atas dugaan bahwa budaya Asia Tenggara mengalami kemunduran rangsangan dari luar, tidak lebih giat menuntut pembaharuan budaya.
Penafsiran arsitektur bentang-lahan prasejarah Indonesia telah diabaikan secara besar-besaran, sebagian karena perubahan tanggapan mengenai peran orang Indonesia dalam membangun kebudayaannya sendiri, selain itu karena kenyataan banyak situs berundak yang diperkirakan berawal pada zaman prasejarah telah memberi bukti digunakan diwaktu lebih kini. Sangat sulit membuat kesimpulan mengenai umur situs yang mengalami perubahan sejak pertamakali dibangun.
Punden Berundak


Ada kemungkinan, sedikitnya beberapa punden berundak sudah ada sejak zaman prasejarah bila mempertimbangkan keberadaan struktur serupa di Polynesia. Marae dari kepulauan Pasifik barat merupakan ungkapan kearsitekturan dari kepercayaan budaya yang sama seperti punden berundak Indonesia. penduduk kedua wilayah kepulauan ini berbahasa Austronesia, yang mulai mendiami Indonesia dan pulau di Pasifik sejak 5.000-7.000 tahun yang lalu. Punden merupakan kosakata Jawa, secara harfiah bermakna “terhormat”. Kini sering dipakai pada tempat khusus di dekat desa, kerapkali diatas bukit dan dikaitkan dengan roh-roh pendiri desa. Kadang-kadang bangunan kubur bergaya isalam didirikan diatasnya.
“Berundak” berarti ‘bertingkat’. Contoh peninggalan yang terawatt ditemukan didataran tinggi Jawa barat. Salah satu situs terluas, Gunung Padang, muncul kepermukaan pada tahun 1979. Situs, dipuncak bukit berketinggian 885 m, terdiri atas lma undakan yang terluas diantaranya berukuran 28 x 40 m. gunung Padang istimewa karena menggunakan ribuan balok basal yang alami atau dibuat secara sengaja. Penggalian di situs ini pada tahun 1982 oleh Dra. Bintarti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan alat pecah belah sederhana terbuat dari tanah. Tidak ditemukan bukti adanya kuburan. Situs ini mungkin merupakan pusat penyembahan dengan monolit yang dinyatakan sebagai rumah leluhur.
Situs ditata sepanjang sumbu baratlaut-tenggara, sitentukan oleh topografi setempat. Tidak ada usaha untuk mengarahkan ke mata angina tau petunjuk yang dapat dilihat secara signifikan, seperti G. Karuhun (gunung leluhur) yang mudah dilihat. Gunung Padang terbebas dari gangguan penduduk saat ini, tidak seperti situs punden berundak lain di Jawa yang telah mendirikan kuburan Islam atau masih melaksanakan kegiatan upacara keagamaan.
Punden berundak lain di Jawa Barat termasuk Arca Domas ‘sembilan undakan’, terletak di daerah Baduy, dan Lemah Duhur dengan lima undakan di ketinggian 1.000 m diatas permukaan laut. Walaupun beberapa kubur baru dibangun disini, situs ini kembali tampak terpelihara.
Ditempat lain tempat punden berundak berkembang meliputiJawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Nias. Di daerah Pasemah, Sumatera Selatan, Dr haris Sukendar mengenal jenis “kubur berundak” paduan punden berundak dan kubur pra-Islam. Di Nias, bangunan berundak dan menhir masih digunakan.
Situs Berundak Periode Klasik Akhir

Situs zaman Klasik Akhir berdasarkan punden berundak juga ditemukan disejumlah gunung di Jawa, meliputi Lawu, Muria, Penanggungan, Arjuna, Welirang, dan Argapura. Hampir semua contoh ini digunakan antara tahun 1.000 dan 1.500 M. Dr. Hariani Santiko yang mempertanyakan kemungkinan bangunan ini berakar pada zaman prasejarah mengusulkan bahwa bangunan tersebut justru merupakan lambing gunung Semeru. Kemungkinan menyesuaikan penafsiran tersebut ada; bagi orang Jawa, gunung Semeru dapat secara mudah dihubungkan dalam kepercayaan purba pada gunung keramat.
Punden berundak di Bali berjumlah banyak. Situs utama meliputi Panebel, Tenganan, Selulung, Kintamani, dan Sambiran. Miniature punden berundak yang masih digunakan dalam ibadah saat ini ditemukan di dua pura dalem di Sanur. Satu dari pura di Bali yang plaing penting yaitu pura Besakih, dapat dilihat sebagai punden berundak.
Masalah utama bagi ilmuwan yang tertarik mengetahui perlambang punden berundak di Indonesia dan pengaruhnya pada sejarah kearsitekturan adalah penanggalannya. Tidak terdapat penanggalan awal (yakni proto-sejarah) yang pasti untuk berbagai bagian punden berundak. Kendala ini harus dapat diatasi supaya penelitian dapat berkembang. Saat ini tidak meungkin memetakan tahap perubahan bentuk arsitektur bentang-darat pada masa lebih dari 2000 tahun.

Sejarah – Sphinx


Sphinx di Mesir
Sphinx merupakan patung singa berkepala manusia diyakini merupakan kepala Khufu. Sphinx adalah patung monumental, patung kerajaan pertama yang benar-benar kolosal di Mesir, dikenal sebagai The Great Sphinx of Giza, adalah simbol nasional Mesir, baik kuno dan modern. Ini telah mengaduk imajinasi penyair, sarjana, petualang dan wisatawan selama berabad-abad dan telah juga menginspirasi banyak spekulasi tentang umurnya, artinya, dan rahasia yang mungkin terkandung di dalamnya.
Kata “sphinx”, yang berarti ‘pencekik’, pertama kali diberikan oleh orang Yunani untuk makhluk luar biasa yang memiliki kepala seorang wanita, tubuh singa dan sayap burung. Di Mesir, ada banyak patung sphinx, yang biasanya dengan kepala seorang raja mengenakan topi dan tubuh singa.
The Great Sphinx diyakini menjadi patung batu yang paling besar di putaran abad yang pernah dibuat oleh manusia. Namun, harus dicatat bahwa Sphinx bukan sebuah monumen terisolasi dan bahwa hal itu harus diuji dalam konteks lingkungannya. Secara khusus, seperti banyak monumen Mesir, adalah sebuah kompleks yang terdiri tidak hanya dari patung besar itu sendiri, tetapi juga kuil tua, sebuah kuil Kerajaan Baru dan beberapa struktur kecil lainnya. Hal ini juga berkaitan erat dengan Khafre’s Valley Temple, yang tempat itu sendiri memiliki empat patung kolosal sphinx yang masing-masing lebih dari 26 meter.
Sphinx menghadap ke matahari terbit dengan sebuah kuil ke depan candi yang menyerupai matahari yang kemudian dibangun oleh raja-raja dari dinasti ke-5. Singa adalah simbol matahari pada tempat di lebih dari budaya dekat Timur kuno. Kepala manusia melambangkan kerajaan pada tubuh singa melambangkan kuasa, dan kekuatan, dikendalikan oleh kecerdasan firaun, penjamin dari tatanan kosmik, atau ma’at. Itu adalah simbolisme bertahan selama dua setengah milenium dalam ikonografi peradaban Mesir.
Kepala dan wajah Sphinx tentu mencerminkan gaya yang milik Kerajaan Mesir Lama, dan Dinasti 4 pada khususnya. Bentuk keseluruhan wajahnya lebar, hampir persegi, dengan dagu yang luas. The hiasan kepala (dikenal sebagai ‘-kain kepala Nemes’), dengan perusahaan lipat dari atas kepala dan pesawat segitiga di belakang telinga, kehadiran kerajaan ‘kobra uraeus’ pada alis, perawatan mata dan bibir semua bukti bahwa Sphinx terukir selama periode ini.
Ada sebuah lubang di bagian atas kepala, sekarang diisi, bahwa setelah memberikan dukungan untuk hiasan kepala tambahan. Penggambaran Sphinx dari akhir zaman Mesir kuno menunjukkan mahkota atau bulu di atas kepala, tapi ini tidak merupakan bagian dari desain asli. Bagian atas kepala sphinx lebih datar, bagaimanapun, begitulah bentuk dari patung sphinx Mesir kemudian.
Ukuran tubuh sphinx adalah 72,55 meter dan 20,22 meter. Wajah sphinx lebarnya adalah 4 meter dan tinggi mata adalah 2 meter. Mulutnya sekitar dua meter, sedangkan hidung lebih dari 1,5 meter. Telinganya lebih dari 1 meter tingginya. Bagian dari kobra (uraeus suci), hidung, telinga lebih rendah dan janggut ritual sekarang sudah hilang.

muka Sphinx
Tapi tentunya sphinx tidak dirancang untuk tampil tanpa hidung. Sebagai sebuah karya monumental, dulunya sosok sphinx dibangun lengkap dengan “hidung” dan segala aksesorisnya. Berkepala manusia (wanita), berbadan singa dan bersayap. Tak diketahui pasti alasan menghilangnya hidung sphinx. Tetapi beberapa kalangan percaya, sphinx kehilangan hidungnya sekitar 400 tahun yang lalu.. Antara tahun 1816 – 1817

SANDAL JEPIT TERMAHAL DI DUNIA

img 

  Sandal jepit biasanya dijual dengan harga yang terjangkau, namun tidak dengan yang satu ini. Selain dihargai ratusan juta, sandal ini juga dinyatakan sebagai sandal jepit termahal di dunia.

Sandal jepit ini dibuat oleh Chipkos, perusahaan alas kaki yang terkenal dengan produk ramah lingkungan. Untuk mendapatkannya, seseorang harus membayar dengan harga fantastis, yaitu US$ 18000 atau sekitar Rp 153 juta. Beberapa situs mengatakan bahwa angka tersebut mengalahkan harga sepatu buatan Christian Louboutin dan Manolo Blahnik.

Apa yang membuatnya istimewa? Ternyata sandal ini dihiasi dengan lukisan warna-warni karya seniman ternama asal Los Angeles, David Palmer. Ia juga dilengkapi dengan emblem yang terbuat dari emas. Selebihnya, desain sandal yang hanya tersedia dalam ukuran pria itu tak berbeda jauh dengan sandal jepit lainnya.

Chipkos memiliki prinsip penjualan, dimana setiap sepatu atau sandal yang terjual, keuntungannya akan digunakan untuk menyelamatkan hutan tropis yang terancam punah. Dengan membeli sandal seharga Rp 153 juta, Chipkos menjamin akan melindungi hutan tropis hingga 10 ribu meter persegi.

Jika membeli sandal Chipkos tersebut, pembeli akan mendapatkan beberapa keuntungan lainnya. Misalnya, paket menginap dua malam di hotel mewah yang ramah lingkungan di Montage Hotel, Beverly Hills, mendapat karya seni dari David Palmer berupa kotak display yang terbuat dari kayu mahogani dan sertifikat keaslian.

"Sandal jepit Chipkos ini memberikan kesempatan yang unik bagi para dermawan untuk mendukung inisiatif mereka melestarikan hutan tropis yang terancam punah di Costa Rica," ujar Norm Gershenz, direktur eksekutif SaveNature.Org, seperti yang dikutip dari Daily Mail.

Pulau buatan terindah di dunia


1. The Pearl

http://hermawayne.blogspot.com
The Pearl yang biasa di sebut juga 'Pearl of the Gold', merupakan pulau buatan yang terbentang sepanjang 988 hektar yang terdapat di Doha, Qatar. Pulau yang dihuni oleh 40.000 orang ini berbentuk seperti rangkaian mutiara dan berlian yang memiliki 6 jalur high way yang berlokasi 20 km dari Doha International Airport. Pulau yang dibangun dengan biaya US$ 2,5 milyar ini mempunyai fasilitas sangat lengkap seperti apartement, 3 hotel mewah dan fasilitas hiburan lainnya

2. Durrat Al Bahrain
http://hermawayne.blogspot.com
Durrat Al Bahrain merupakan pulau buatan terbesar di Al Bahrain, pulau ini terdiri dari 13 rangkaian pulau buatan dengan luas sekitar 20 jt meter persegi dengan bentuk 6 pulau berbentuk ikan dan 5 pulau berbentuk bulan sabit. Fasilitas di Durrat Al Bahrain begitu lengkap, terdapat hotel bintang lima, lapangan golf yang luas, 12 jembatan. Pembangunan pulau ini memakan dana sekitar US$ 1,3 milyar.

3. Peberholm
http://hermawayne.blogspot.com
Paberholm disebut juga sebagai pulau merica. Pulau buatan yang ada di Denmark ini memiliki luas 400x500 meter persegi, pulau ini juga dilengkapi dengan terowongan kereta dengan panjang 4050 meter ditambah 2 lajur rel kereta api yang terpanjang di Eropa. Selain terowongan dan rel pualu ini juga dilengkapi dengan jembatan yang cukup negah sepanjang 16 km yang menghubungkan dua negara yaitu swedia dan denmark. Selain sebagai tujuan wisata Peberholm juga digunakan sebagai tempat reservasi alam.

4. Thilafusi
http://hermawayne.blogspot.com
Thilafusi awalnya adalah sebuah laguna yang mempunyai panjang 7 km dengan lebar 200 meter. Pulau ini lebih banyak digunakan untuk kegiatan industri seperti pembuatan perahu, semen kemasan, gas metana, dan berbagai kegiatan industri dalam skala besar. Tapi sayangnya, pulau ini juga digunakan sebagai tempat pembuangan limbah akhir terutama limbah indusri serta tak sedikit masyarakat juga membuang limbahnya di tempat ini.

5. The World Island
http://hermawayne.blogspot.com
The World Island merupakan kumpulan 300 pulau berbentuk peta dunia yang terletak di lepas pantai Dubai Uni Emirat Arab dengan luas area 9 km dan lebar 6 km yang dikelilingi pemecah gelombang oval. Setiap pulai-pulau kecil di World Island mempunyai luas 23.000 meter persegi sampai 24.000 meter persegi dan dibagi menjadi 4 kategori. Dengan harga tiap pulau mencapai 15 - 45 juta dollar Amerika. The World Island dibangun dengan menggunakan pasir yang dikeruk dari dasar laut, dan akses ke pulau ini hanya bisa menggunakan boat, helikopter dan pesawat amfibi.

6. Palm Island
http://hermawayne.blogspot.com
Sama seperti The World Island, Palm Dubai juga terletak di Uni Emirat Arab. Pulau ini adalah pulau buatan terbesar di dunia. Palm Island berbentuk pohon palem yang dikelilingi bentuk bulan sabit disekitarnya. Di dalamnya juga terdapat 3 pulau dengan fasilitas istimewa seperti hotel berbintang, apartement eksklusif tepi pantai, villa, taman hiburan air, restoran, pusat perbelanjaan, fasilitas olah raga dan spa kesehatan. Pembangunan Palm Island telah dimulai sejak tahun 2001 silam dan diperkirakan selesai tahun 2013 mendatang.

7 fenomena alam teraneh


1. Api terjun (horsetail falls) 
http://static.diary.ru/userdir/1/8/5/4/1854601/62553150.jpg
fenomena api terjun ini terdapat di yosemite national park yang terletak di california. Dinamakan api terjun karena pada saat air jatuh dari ketinggian sekitar 2000 kaki, mirip dengan cairan lava yang sedang jatuh dari atas.
Sebenarnya fenomena ini bukanlah lava yang jatuh, melainkan air yang sedang terjun mendapatkan efek dari sinar matahari yang akan terbenam. Namun fenomena ini harus didukung dengan cuaca yang cerah, keberadaan matahari yang tepat saat menyinari air, dan debit air yang cukup banyak untuk bisa membuat air terjun di yosemite national park mirip dengan cairan lava yang sedang jatuh.

 


2. Ice circle
 

fenomena ice circle ini bisa terjadi di mana saja. Biasanya fenomena ini sering terjadi di daerah sungai yang meiliki arus yang lambat serta iklim yang dingin. Bentuknya mirip seperti piringan yang berputar secara perlahan. Fenomena ini juga pernah terjadi sekitar tahun 1930 di toronto, canada.



3. Crop circle

mendengar namanya, pasti fenomena crop circle sudah tak asing lagi di telinga kita. Sebuah lingkaran yang mempunyai motif berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Fenomena ini pertama kali muncul sekitar akhir tahun 1970-an di london, inggris.
Namun di indonesia juga pernah muncul fenomena crop circle di sleman, yogyakarta pada 23 januari 2011. Penyebab utama pembuatan crop circle ini masih menyimpan banyak tanya. Apakah buatan manusia, buatan alam, atau buatan makhluk dari luar bumi. Kini masalah itu saling diperdebatkan, tapi kebanyakan dari ilmuwan berpendapat bahwa crop circle itu dibuat oleh tangang-tangan kreatif manusia.



 4. Gelombang beku
 http://4.bp.blogspot.com/_TaaH5m_yaOA/TI7cEccOKbI/AAAAAAAADN8/E8R25a0BmQY/s1600/0w8uvtnr.jpg
fenomena ini terjadi di daerah antartika. Penyebab utama terjadinya gelombang beku ini yaitu reaksi antara salju dengan kondisi di antartika.
Misalnya ketika sebuah gunung es yang jatuh ke laut maka akan menimbulkan sebuah gelombang, dari gelombang itu bereaksi dengan salju dan akan menghasilkan gelombang beku. Apabila gunung es yang jatuh ke laut membawa alga, maka gelombang yang terbentuk akan memiliki garis-garis warna seperti, hijau, coklat, hitam dan kuning.



 5. Halo matahari (cincin matahari)

fenomena ini sebenarnya pernah terjadi di san frasisco, dan di negara indonesia pun juga pernah merasakan fenomena ini yaitu pada tanggal 04 januari 2011 yang terjadi di kota yogyakarta. Namun sebelumnya juga fenomena ini pernah terjadi di padang pada tahun 2009.
Fenomena ini terbentuk akibat kristal es yang membentuk sebuah busur berwarna putih dan berbintik-bintik yang dibiaskan ke atas langit sehingga menciptakan sebuah cincin yang mengelilingi matahari. Namun ada opsi lain yang bisa menciptakan lingkaran cincin diantara matahari, yaitu faktor cuaca yang dingin. Karena cuaca dingin dapat membuat kristal-kristal es yang sudah berubah menjadi debu berlian mengapung ke udara dan menimbulkan cahaya yang melingkari matahari.



6. Pelangi api (fire rainbow)
 
di indonesia, fenomena ini sempat terjadi di daerah makasar. Tapi bagaiman fenomena itu bisa terjadi ? Fenomena yang biasa disebut ‘busur circumhorizon’ sebenarnya terjadi akibat sinar matahari yang menembus awan-awan terang yang berada di ketinggian yang cukup tinggi. Karena awan-awan itu terbentuk akibat kristal-kristal heksagonal, maka sinar matahari yang masuk melalui permukaan vertikal kristal-kristal di atas akan meninggalkan beberapa warna seperti pelangi.



7. Morning glory cloud
 
fenomena ini tergolong suatu fenomena yang sangat langka. Namun fenomena ini pernah terjadi di teluk carpenataria, australia. Awan ini mempunyai bentuk memanjang dengan panjang yang dapat mencapai 1000 km dan memiliki ketinggian antara 1-2 km. Awan ini sering disebut juga dengan istilah solitary atau soliton wave karena bentuknya seperti gelombang yang bergerak dengan kecepatan 60km/jam.

5 Lapisan Atmosfer Di Bumi


ATMOSFER

http://www.mycleansky.com/images/atmosphere.jpg
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.


Atmosfer Bumi terdiri atas
  • Nitrogen (78.17%)
  • Oksigen (20.97%)
  • Argon (0.9%)
  • Karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%)
  • dan gas2 lainnya dengan presentase 1%

Bagian-bagian Atmosfer

Troposfer
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5COR2a1-OIrKZOYok2LlvX-21VQ8UUncYJj1jNCFdlu0wZFVYxxF4_1xvmS3gWroUgoKVKV7B6B4APX5aWyLHKdpDuScHX7EgCuwCs2Tp_OXAK9WQ7sSUtsDJcZwEWc2r2ghndOcoGCXB/s200/troposphere.jpg
Lapisan ini berada pada level yang terendah, campuran gasnya paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung. Dan Setiap kenaikan suhu berkurang 0,6 derajat celcius . Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan , musim salju ,kemarau dsb .
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak (steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopouse.
 

Stratosfer

Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km.Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu -70oF atau sekitar -57℃.Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.Dari bagian tengah stratosfer keatas,pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik,karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah.Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu.Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18℃ pada ketinggian sekitar 40 km.Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.Lapisan ozon berguna untuk mengurangi sinar UV yg kita terima dari matahari.Sekarang lapisan ozon mulai menipis akibat adanya pemanasan global atau Global Warming


Mesosfer
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUR4oTbFQVo-0JcnaYGD3nPt2tgzJWI7LW_m0BwunYzdDfxkIo310Mf6TJOm6VY78j4u5Ew8lCE4PEHNLmV-DWWpKkjLNoL-2xeRTG5KcCYu6oWxA6dWR1Ge0O_zGi1FTQvDEJUIvTuANO/s1600/mesosphere.jpg
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar - 143℃ di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es.

 
Termosfer
http://www.cografyasoru.com/site/galeri/c53f12097f6f4a4425bd2ed7655ca97b.jpg
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982℃. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi disini.


Eksosfer
http://www.kowoma.de/en/gps/additional/atmosphere.jpg
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal.Suhu di bagian ini diperkirakan di atas 2000℃ 

SEJARAH PEREBUTAN PAPUA


Latar belakang

Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda,[1] sama dengan daerah-daerah lainnya. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Namun pemerintah Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum internasional. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat, namun setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu satu tahun.[2]
Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB.[3] Karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan masalah ini, namun Indonesia menolak. Setelah Indonesia beberapa kali menyerang Papua bagian barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Papua bagian barat untuk persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956 dan tentara Papua pada 1957. Sebagai kelanjutan, pada 17 Agustus 1956 Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu yang berada di Pulau Tidore, dengan gubernur pertamanya, Zainal Abidin Syah yang dilantik pada tanggal 23 September 1956.[4]
Pada tanggal 6 Maret 1959, harian New York Times melaporkan penemuan emas oleh pemerintah Belanda di dekat laut Arafura. Pada tahun 1960, Freeport Sulphur menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Perusahaan Borneo Timur untuk mendirikan tambang tembaga di Timika, namun tidak menyebut kandungan emas ataupun tembaga.[5]

Bendera Papua bagian barat, sekarang digunakan sebagai bendera Organisasi Papua Merdeka
Karena usaha pendidikan Belanda, pada tahun 1959 Papua memiliki perawat, dokter gigi, arsitek, teknisi telepon, teknisi radio, teknisi listrik, polisi, pegawai kehutanan, dan pegawai meteorologi. Kemajuan ini dilaporkan kepada PBB dari tahun 1950 sampai 1961.[6] Selain itu juga didakan berbagai pemilihan umum untuk memilih perwakilan rakyat Papua dalam pemerintahan, mulai dari tanggal 9 Januari 1961 di 15 distrik. Hasilnya adalah 26 wakil, 16 di antaranya dipilih, 23 orang Papua, dan 1 wanita. Dewan Papua ini dilantik oleh gubernur Platteel pada tanggal 1 April 1961, dan mulai menjabat pada 5 April 1961. Pelantikan ini dihadiri oleh wakil-wakil dari Australia, Britania Raya, Perancis, Belanda, dan Selandia Baru. Amerika Serikat diundang tapi menolak.
Dewan Papua bertemu pada tanggal 19 Oktober 1961 untuk memilih sebuah komisi nasional untuk kemerdekaan, bendera Papua, lambang negara, lagu kebangsaan ("Hai Tanahkoe Papua"), dan nama Papua. Pada tanggal 31 Oktober 1961, bendera Papua dikibarkan untuk pertama kali dan manifesto kemerdekaan diserahkan kepada gubernur Platteel. Belanda mengakui bendera dan lagu kebangsaan Papua pada tanggal 18 November 1961, dan peraturan-peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Desember 1961.
Pada 19 Desember 1961, Soekarno menanggapi pembentukan Dewan Papua ini dengan menyatakan Trikora di Yogyakarta, yang isinya adalah:
  1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
  2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
  3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.[4][7]

Persiapan


Militer

KRI Irian, Penjelajah kelas Sverdlov
Indonesia mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat, namun gagal. Akhirnya, pada bulan Desember 1960, Jendral A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet, dan akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI mengklaim bahwa Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.[8]
Amerika Serikat tidak mendukung penyerahan Papua bagian barat ke Indonesia karena Bureau of European Affairs di Washington, DC menganggap hal ini akan "menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan penjajahan oleh kulit coklat". Tapi pada bulan April 1961, Robert Komer dan McGeorge Bundy mulai mempersiapkan rencana agar PBB memberi kesan bahwa penyerahan kepada Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu, presiden John F. Kennedy akhirnya mendukung hal ini karena iklim Perang Dingin saat itu dan kekhawatiran bahwa Indonesia akan meminta pertolongan pihak komunis Soviet bila tidak mendapat dukungan AS.
Indonesia membeli berbagai macam peralatan militer, antara lain 41 Helikopter MI-4 (angkutan ringan), 9 Helikopter MI-6 (angkutan berat), 30 pesawat jet MiG-15, 49 pesawat buru sergap MiG-17, 10 pesawat buru sergap MiG-19 ,20 pesawat pemburu supersonik MiG-21, 12 Kapal selam kelas Whiskey, puluhan korvet dan 1 buah Kapal penjelajah kelas Sverdlov (yang diberi nama sesuai dengan wilayah target operasi, yaitu KRI Irian). Dari jenis pesawat pengebom, terdapat sejumlah 22 pesawat pembom ringan Ilyushin Il-28, 14 pesawat pembom jarak jauh TU-16, dan 12 pesawat TU-16 versi maritim yang dilengkapi dengan persenjataan peluru kendali anti kapal (rudal) air to surface jenis AS-1 Kennel. Sementara dari jenis pesawat angkut terdapat 26 pesawat angkut ringan jenis IL-14 dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis Antonov An-12B buatan Uni Soviet dan 10 pesawat angkut berat jenis C-130 Hercules buatan Amerika Serikat.[8] ~
Diplomasi
Indonesia mendekati negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Perancis agar mereka tidak memberi dukungan kepada Belanda jika pecah perang antara Indonesia dan Belanda.[4] Dalam Sidang Umum PBB tahun 1961, Sekjen PBB U Thant meminta Ellsworth Bunker, diplomat dari Amerika Serikat, untuk mengajukan usul tentang penyelesaian masalah status Papua bagian barat. Bunker mengusulkan agar Belanda menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu dua tahun.

Ekonomi

Pada tanggal 27 Desember 1958, presiden Soekarno mengeluarkan UU nomor 86 tahun 1958 yang memerintahkan dinasionalisasikannya semua perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi seperti:
  1. Perusahaan Perkebunan
  2. Netherlansche Handels Mattscapij
  3. Perusahaan Listrik
  4. Perusahaan Perminyakan
  5. Rumah Sakit (CBZ) manjadi RSCM
Dan kebijakan-kebijakan lain seperti:
  1. Memindahkan pesar pelelangan tembakau Indonesia ke Bremen (Jerman Barat)
  2. Aksi mogok buruh perusahaan Belanda di Indonesia
  3. Melarang KLM (maskapai penerbangan Belanda) melintas di wilayah Indonesia
  4. Melarang pemutaran film-film berbahasa Belanda

Konflik bersenjata

Soekarno, Presiden Indonesia yang mencetuskan Trikora
Soekarno membentuk Komando Mandala, dengan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando. Tugas komando Mandala adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia. Belanda mengirimkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman ke Papua bagian barat. Angkatan Laut Belanda (Koninklijke Marine) menjadi tulang punggung pertahanan di perairan Papua bagian barat, dan sampai tahun 1950, unsur-unsur pertahanan Papua Barat terdiri dari:
  • Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda)
  • Korps Mariniers
  • Marine Luchtvaartdienst[7]
Keadaan ini berubah sejak tahun 1958, di mana kekuatan militer Belanda terus bertambah dengan kesatuan dari Koninklijke Landmacht (Angkatan Darat Belanda) dan Marine Luchtvaartdienst. Selain itu, batalyon infantri 6 Angkatan Darat merupakan bagian dari Resimen Infantri Oranje Gelderland yang terdiri dari 3 Batalyon yang ditempatkan di Sorong, Fakfak, Merauke, Kaimana, dan Teminabuan.[7]

Operasi-operasi Indonesia

Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua bagian barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan, namun misi itu dilaksanakan sendiri-sendiri dalam misi tertentu dan bukan dalam operasi bangunan.
Hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap, bahkan semua kekuatan udara masih tetap di Pulau Jawa. Walaupun begitu, TNI Angkatan Darat lebih dulu melakukan penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan TNI Angkatan Laut untuk mengangkut pasukannya menuju pantai Papua bagian barat, dan juga meminta bantuan TNI Angkatan Udara untuk mengirim 2 pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan menuju target yang ditentukan oleh TNI AL.
Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak menjadi tanggung jawab TNI AU.
Kepolisian Republik Indonesia juga menyiapkan pasukan Brigade Mobil yang tersusun dalam beberapa resimen tim pertempuran (RTP). Beberapa RTP Brimob ini digelar di kepulauan Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Papua bagian barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) yang dipimpin Inspektur Tingkat I Anton Soedjarwo disiagakan di Pulau Gorom. Satu tim Menpor kemudian berhasil menyusup ke Papua bagian barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak. Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Papua bagian barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda.
Pada tanggal 12 Januari 1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada tanggal 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.[9]

Pertempuran laut Aru

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pertempuran Laut Aru
Komodor Yos Sudarso yang tenggelam di Laut Aru pada saat terjadinya Pertempuran Laut Aru.
Pertempuran Laut Aru pecah pada tanggal 15 Januari 1962, ketika 3 kapal milik Indonesia yaitu KRI Macan Kumbang, KRI Macan Tutul yang membawa Komodor Yos Sudarso, dan KRI Harimau yang dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo, berpatroli pada posisi 04-49° LS dan 135-02° BT. Menjelang pukul 21.00, Kolonel Mursyid melihat tanda di radar bahwa di depan lintasan 3 kapal itu, terdapat 2 kapal di sebelah kanan dan sebelah kiri. Tanda itu tidak bergerak, dimana berarti kapal itu sedang berhenti. 3 KRI melanjutkan laju mereka, tiba-tiba suara pesawat jenis Neptune yang sedang mendekat terdengar dan menghujani KRI itu dengan bom dan peluru yang tergantung pada parasut.[9]
Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan tembakan balasan, namun tidak mengenai sasaran. Akhirnya, Yos Sudarso memerintahkan untuk mundur, namun kendali KRI Macan Tutul macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan.[9] Kapal Belanda mengira itu merupakan manuver berputar untuk menyerang, sehingga kapal itu langsung menembaki KRI Macan Tutul. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".

Operasi penerjunan penerbang Indonesia

Pasukan Indonesia dibawah pimpinan Mayjen Soeharto melakukan operasi infiltrasi udara dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka diterjunkan di daerah pedalaman Papua bagian barat. Penerjunan tersebut menggunakan pesawat angkut Indonesia, namun, operasi ini hanya mengandalkan faktor pendadakan, sehingga operasi ini dilakukan pada malam hari. Penerjunan itu pada awalnya dilaksanakan dengan menggunakan pesawat angkut ringan C-47 Dakota yang kapasitas 18 penerjun, namun karena keterbatasan kemampuannya, penerjunan itu dapat dicegat oleh pesawat pemburu Neptune Belanda.[8]
Pada tanggal 19 Mei 1962, sekitar 81 penerjun payung terbang dari Bandar Udara Pattimura, Ambon, dengan menaiki pesawat Hercules menuju daerah sekitar Kota Teminabuan untuk melakukan penerjunan. Saat persiapan keberangkatan, komandan pasukan menyampaikan bahwa mereka akan diterjunkan di sebuah perkebunan teh, selain itu juga disampaikan sandi-sandi panggilan, kode pengenal teman, dan lokasi titik kumpul, lalu mengadakan pemeriksaan kelengkapan perlengkapan anggotanya sebelum masuk ke pesawat Hercules. Pada pukul 03.30 WIT, pesawat Hercules yang dikemudikan Mayor Udara T.Z. Abidin terbang menuju daerah Teminabuan.
Dalam waktu tidak lebih dari 1 menit, proses pendaratan 81 penerjun payung selesai dan pesawat Hercules segera meninggalkan daerah Teminabuan. Keempat mesin Allison T56A-15 C-130B Hercules terbang menanjak untuk mencapai ketinggian yang tidak dapat dicapai oleh pesawat Neptune milik Belanda.[8]
TNI Angkatan Laut kemudian mempersiapkan Operasi Jayawijaya yang merupakan operasi amfibi terbesar dalam sejarah operasi militer Indonesia.[10] Lebih dari 100 kapal perang dan 16.000 prajurit disiapkan dalam operasi tersebut.

Akhir dari konflik

Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam konfik ini,[4] Amerika Serikat mendesak Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Karena usaha ini, tercapailah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya mendukung kemerdekaan Papua juga mengubah pendiriannya dan mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan AS.[11][12]
Persetujuan New York
Pada tanggal 15 Agustus 1962, perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Markas Besar PBB di New York. Pada perundingan itu, Indonesia diwakili oleh Soebandrio, dan Belanda diwakili oleh Jan Herman van Roijen dan C.W.A. Schurmann. Isi dari Persetujuan New York adalah:
  • Belanda akan menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), yang didirikan oleh Sekretaris Jenderal PBB. UNTEA kemudian akan menyerahkan pemerintahan kepada Indonesia.
  • Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.
  • Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur oleh perjanjian antara Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.
  • UNTEA akan membantu polisi Papua dalam menangani keamanan. Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa peralihan.
  • Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan kesempatan bagi penduduk Papua bagian barat untuk mengambil keputusan secara bebas melalui
    1. musyawarah dengan perwakilan penduduk Papua bagian barat
    2. penetapan tanggal penentuan pendapat
    3. perumusan pertanyaan dalam penentuan pendapat mengenai kehendak penduduk Papua untuk
      • tetap bergabung dengan Indonesia; atau
      • memisahkan diri dari Indonesia
    4. hak semua penduduk dewasa, laki-laki dan perempuan, untuk ikut serta dalam penentuan pendapat yang akan diadakan sesuai dengan standar internasional
  • Penentuan pendapat akan diadakan sebelum akhir tahun 1969.
Pada tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada Indonesia. Ibukota Hollandia dinamai Kota Baru dan pada 5 September 1963, Papua bagian barat dinyatakan sebagai "daerah karantina". Pemerintah Indonesia membubarkan Dewan Papua dan melarang bendera Papua dan lagu kebangsaan Papua. Keputusan ini ditentang oleh banyak pihak di Papua, dan melahirkan Organisasi Papua Merdeka atau OPM pada 1965. Untuk meredam gerakan ini, dilaporkan bahwa pemerintah Indonesia melakukan berbagai tindakan pembunuhan, penahanan, penyiksaan, dan pemboman udara. Menurut Amnesty International, lebih dari 100.000 orang Papua telah tewas dalam kekerasan ini. OPM sendiri juga memiliki tentara dan telah melakukan berbagai tindakan kekerasan.

Penentuan Pendapat Rakyat

Pada tahun 1969, diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang diatur oleh Jenderal Sarwo Edhi Wibowo. Menurut anggota OPM Moses Werror, beberapa minggu sebelum Pepera, angkatan bersenjata Indonesia menangkap para pemimpin rakyat Papua dan mencoba membujuk mereka dengan cara sogokan dan ancaman untuk memilih penggabungan dengan Indonesia.[13][14]
Pepera ini disaksikan oleh dua utusan PBB, namun mereka meninggalkan Papua setelah 200 suara (dari 1054) untuk integrasi.[15] Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia, namun keputusan ini dicurigai oleh Organisasi Papua Merdeka dan berbagai pengamat independen lainnya. Walaupun demikian, Amerika Serikat, yang tidak ingin Indonesia bergabung dengan pihak komunis Uni Soviet, mendukung hasil ini, dan Papua bagian barat menjadi provinsi ke-26 Indonesia, dengan nama Irian Jaya.

Setelah penggabungan

Patung di Jakarta untuk merayakan "pembebasan" Papua barat.
Setelah Papua bagian barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia mengambil posisi sebagai berikut:
  1. Papua bagian barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1945 namun masih dipegang oleh Belanda
  2. Belanda berjanji menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
  3. penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda
  4. penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah kehendak rakyat Papua.
Hal ini diajarkan di sekolah dan ditulis dalam buku teks sejarah nasional.[4][7][8]
Setelah Jendral Soeharto menjadi Presiden Indonesia, Freeport Sulphur adalah perusahaan asing pertama yang diberi ijin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun 1981 (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1972), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun 1991 sampai tahun 2041. Setelah pembukaan tambang Grasberg pada tahun 1988, tambang ini menjadi tambang emas terbesar di dunia. Penduduk setempat dengan bantuan Organisasi Papua Merdeka memprotes berbagai tindakan pencemaran lingkungan hidup dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Freeport dan pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk peledakan pipa gas dan penculikan beberapa pegawai Freeport dari Eropa dan Indonesia pada tahun 1996. Dalam kejadian ini dua tawanan dibunuh dan sisanya dibebaskan.
Pada tahun 1980-an, Indonesia memulai gerakan transmigrasi, di mana puluhan ribu orang dari pulau Jawa dan Sumatera dipindahkan ke provinsi Irian Jaya dalam jangka waktu 10 tahun. Penentang program ini mencurigai usaha Indonesia untuk mendominasi provinsi Irian Jaya dengan cara memasukkan pengaruh pemerintah pusat.[16][17][18] Pada tahun 2000, presiden Abdurrahman Wahid memberi otonomi khusus kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi Papua dan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.

Sejarah Sumpah Pemuda


 
Tanggal 28 oktober 1928, sebagai tanggal yang dijadikan Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa Bangsa Indonesia telah lahir. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Moehammad Yamin.

Kongres Pemuda Indonesia Kedua
 
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.

Johanna Masdani Tumbuan termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.

Johanna Masdani Tumbuan menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi Indonesia yang dilakukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945. Johanna Masdani Tumbuan juga ikut serta menyusun konsep pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an. Baca juga pada Sejarah Perjuangan Pemuda Indonesia dan Sumpah Pemuda oleh David DS Lumoindong.
Bangunan
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.

Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.


Rumusan Kongres

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. [1] Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.[2]

Isi

Sumpah Pemuda versi orisinal[3]:
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoewa
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kongres Pemuda Indonesia

Panitia Kongres

Dalam upaya mempersatu wadah organisasi pemuda dalam satu wadah telah dimulai sejak Kongres Pemuda Pertama 1926. Oleh sebab itu, tanggal 20 Februari 1927 telah diadakan pertemuan, namun pertemuan ini belum mencapai hasil yang final.
Kemudian pada 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi, dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini dihadiri semua organisasi pemuda dan diputuskan untuk mengadakan Kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia dengan setiap jabatan dibagi kepada satu organisasi pemuda (tidak ada organisasi yang rangkap jabatan) sebagai berikut: